Sabtu, 09 Maret 2013

Darah Kental Perlu Diwaspadai


Sumber:--->Umkm Dan Koperasi Tiga berbagi foto Peluang Bisnis Klinik Terapi Laser.
‎23 November 2011
Darah Kental Perlu Diwaspadai
Oleh Mika Lumban Tobing

DARAH kental atau hiperkoagulasi adalah keadaan di mana terdapat kecenderungan terbentuknya gumpalan bekuan darah atau trombus di dalam pembuluh darah, bila trombus menyumbat aliran darah baik di pembuluh darah nadi (arteri) ataupun pembuluh darah balik (vena) disebut trombosis. Trombus yang terlepas dan terbawa di dalam

sirkulasi darah disebut embolus.

Trombosis yang terjadi di otak dapat menimbulkan gejala stroke, bila terjadi di mata dapat menyebabkan penglihatan yang tiba-tiba berkurang atau menghilang, dan bila terjadi di jantung dapat menyebabkan serangan jantung akut dan menimbulkan kematian mendadak.

Pengaruh

Kondisi darah yang cenderung mengental dapat mengganggu sirkulasi dan akan menimbulkan gejala yang cukup luas. Gejala yang terjadi dikenal sebagai sindrom hiperviskositas seperti nyeri kepala ataupun migrain yang sukar terkendali, keluhan vertigo, penglihatan kabur, telinga berdenging dan perasaan kebas di tungkai bawah seperti perasaan darah tidak mengalir. Apabila darah kental ini tidak dikelola dengan baik maka akan terbentuk gumpalan darah (trombus) dan bila menyumbat di dalam pembuluh darah akan memberikan gejala yang lebih serius dan berat seperti Stroke, Infark Miokard (serangan jantung), trombosis di pembuluh darah mata, telinga, daerah perut juga di plasenta (ari-ari) pada wanita hamil dan tungkai bawah.

Semua organ tubuh dapat terkena dan akan menunjukkan gejala sesuai dengan organ yang bersangkutan. Kurangnya pasokan oksigen ke otak akibat pengentalan darah dapat menyebabkan gangguan keseimbangan, sering mengalami serangan migrain, atau sakit kepala, juga merasa limbung ketika berjalan. Gejala yang lain seperti vertigo, kejang, daya ingat menurun dapat terjadi.

Pada mata dapat mengakibatkan pandangan ganda (melihat dobel), pada telinga bisa menyebabkan tuli mendadak. Pada jantung bisa terjadi serangan jantung disertai terbentuknya gumpalan darah di serambi atas jantung, pada paru-paru bisa terjadi sesak napas yang terjadi tiba - tiba disertai nyeri dada akibat adanya gumpalan yang menyumbat pembuluh darah paru (emboli paru) yang mengakibatkan kematian mendadak.

Beberapa variasi dari keluhan dan gejala penderita darah kental yang datang konsultasi ke dokter dapat kita lihat pada contoh pasien berikut ini:

1. Seorang pria berusia 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan tiba-tiba mengalami vertigo dan daya ingatnya menurun, saat terjadinya keluhan mendadak serta tiba-tiba kaki dan tangan terasa lemah dan tidak mampu digerakkan. Rasa lemah tersebut kemudian membaik dalam waktu kira-kira 1 jam. Diceritakan bahwa saudara laki-lakinya yang tertua mengalami stroke pada usia 30 tahun. Pada pemeriksaan tidak dijumpai tekanan darah tinggi, tidak ada kencing manis maupun peningkatan kolesterol dan trigliserid. Pemeriksaan CT Scan otak menunjukkan hasil normal. Penelusuran terhadap kemungkinan adanya penyakit herediter dijumpai adanya defisiensi Protein C dan S.

Kejadian yang dialami oleh pria tersebut adalah gejala stroke ringan yang kadang-kadang disebut sebagai Transient Ischaemic Attack (TIA) atau serangan iskhemik selintas yang dapat mengalami perbaikan dalam waktu kurang dari 24 jam.

Penderita diberikan obat anti trombosit dan anti koagulasi (anti bekuan darah) dan juga penjelasan yang baik mengenai penyakitnya sehingga memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi untuk minum obat secara teratur serta kontrol kepada dokter sesuai jadwal yang dianjurkan, sehingga pasien terhindar dari serangan stroke. Pada umumnya darah kental yang bersifat herediter sering terjadi trombus pada usia muda dan sering mengalami serangan ulang (relaps) serta riwayat keluarga positif. Dibutuhkan penjelasan penyakit secara baik kepada keluarga pasien, sehingga anggota keluarga yang lain dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan laboratorium apakah juga mengidap kelainan yang sama.

2. Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke dokter dengan keluhan tungkai bawah kanan bengkak sejak 3 hari sebelumnya. Disampaikan bahwa 2 tahun yang lalu wanita tersebut menjalani operasi payudara kanan dan didiagnosis sebagai kanker serta sudah menjalani program kemoterapi lengkap. Pada pemeriksaan tungkai bawah kanan tampak bengkak, nyeri bila digerakkan dan tidak ada tanda infeksi. Hasil pemeriksaan sonografi Doppler vaskular didapatkan trombus pada vena poplitea kanan. Pasien ini menderita Deep Vein Thrombosis (DVT) dengan penyakit yang mendasari adalah kanker payudara. Pada penderita kanker terutama yang berasal dari kelenjar (adenocarcinoma) seperti pada payudara, pankreas, indung telur (ovarium) maupun prostat, sel-sel kanker akan memproduksi zat mucin yang membuat darah penderita kanker menjadi lebih kental dan cenderung terjadi gumpalan (trombus).

Pengobatan yang diberikan adalah antikoagulan peroral maupun parenteral (injeksi) dan memberikan hasil yang menggembirakan.

3. Seorang wanita (ibu) datang ke dokter dengan cerita bahwa dia sedang mengalami kehamilan yang ke - 3 dalam usia 4 minggu. Disampaikan juga oleh ibu tersebut bahwa pada kehamilannya yang pertama saat berusia 10 minggu terjadi perdarahan dan dikatakan oleh dokter terjadi keguguran (abortus) dan dilakukan kuret. Hal yang sama juga terjadi pada kehamilan yang kedua pada usia kehamilan 12 minggu. Setelah istirahat selama 2 tahun maka ibu tersebut mencoba untuk hamil lagi dan bertanya kepada dokter apakah ada penyakit yang membuat seorang ibu sering mengalami keguguran?

Sesudah dilakukan pemeriksaan terhadap adanya infeksi atau kelainan kromosom yang menyebabkan terjadi abortus berulang dengan hasil negatif, maka dilakukan pemeriksaan apakah ada kemungkinan ibu tersebut menderita darah kental karena penyakit Sindrom Antifosfolipid?

Pemeriksaan untuk memastikan Sindrom Antifosfolipid adalah pemeriksaan Anticardiolipin Antibody (ACA) ataupun Antibodi anti É¿2-GP1 (glikoprotein-1) dan memberi hasil yang positif dalam dua kali pemeriksaan dengan rentang waktu 6 minggu.

Ibu ini diberi pengobatan dengan pengencer darah (aspirin) dan antikoagulan (heparin) selama kehamilan dan pasca persalinan. Anak lahir dalam keadaan sehat demikian juga ibunya.

Pencegahan

Kisah yang terjadi pada ketiga pasien yang diceritakan di atas adalah keadaan darah kental dengan penyakit yang mendasarinya dan gejala yang ditimbulkan adalah akibat terbentuknya trombosis pada organ tubuh tertentu. Khusus pada penderita sindroma Antifosfolipid dijumpai trombosis pada pembuluh darah nadi (arteri) plasenta (ari-ari) akibatnya janin tidak cukup mendapat makanan yang berdampak janin mengalami gangguan pertumbuhan (abortus) ataupun lahir prematur.

Di dalam majalah Garuda yang terdapat di dalam pesawat Garuda, kita dapat membaca sebuah artikel mengenai Deep Vein Thrombosis yang menyampaikan bahwa kejadian ini dikenal dengan istilah Economy Class Syndrome. Siapapun yang duduk tanpa bergerak untuk jangka waktu yang lama akan mengalami stagnasi dalam peredaran cairan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembekuan darah pada bagian bawah kaki Anda.

Bila betis dan kaki tidak digerakkan, pembekuan darah dapat berkembang sedemikian rupa sehingga menyebabkan kondisi yang serius. Oleh karena itu dianjurkan melakukan senam aerobik sesuai anjuran (ada gambarnya) dan minumlah air yang banyak serta bergeraklah berkali-]kali di kabin pesawat bila memang memungkinkan .

Pengobatan darah kental bertujuan untuk mencegah terjadinya trombus oleh karena itu diperlukan ketaatan penderita mengikuti pola pengobatan jangka panjang atau mungkin seumur hidup. Salah satu obat antitrombosit yang sederhana dan harganya murah adalah acetosal (aspirin) yang dalam dosis kecil sebesar 100 mg setiap hari dapat mencegah timbulnya trombus.

Pemakaian obat antikoagulan memerlukan monitoring laboratorium karena pemberian yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan penyulit berupa perdarahan.

Pengobatan dengan antitrombotik untuk mencegah terjadinya trombosis seperti Aspirin maupun antikoagulan seperti warfarin dan heparin memberikan hasil yang memadai dan pemeriksaan laboratorium maupun penunjang yang lain untuk memastikan diagnosis trombosis akibat darah kental sudah dapat dilakukan di laboratorium dan rumah sakit yang ada di Semarang. (11)


– Dr. Mika Lumban Tobing, SpPD, K-HOM, FINASIM, Dokter Ahli Penyakit Dalam, Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, staf pengajar pada Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Sumber:----?http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/11/23/167445/Darah-Kental-Perlu-Diwaspadai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar